Apakah kita ingat saat pertama kali menginjakkan
kaki kita di fakultas kedokteran? Pastinya itu adalah momen yang sangat
menyenangkan bagi kita bisa menjadi salah satu bagian dari sebuah sistem
pendidikan untuk mencetak agen-agen perubahan di bidang pelayanan kesehatan.
Tapi apa yang kita rasakan sekarang terlebih lagi bagi yang baru saja melewati
bulan-bulan awalnya atau tahun pertamanya sebagai mahasiswa kedokteran? Rasanya
hidup kita telah berubah drastis dan dramatis. Kehidupan normal tampaknya telah
lenyap dan rasanya waktu 24 jam dalam sehari tidaklah cukup untuk melewati
besarnya volume informasi yang diharapkan masuk ke dalam pikiran kita untuk
belajar dan untuk menghadapi setiap ujian.
Sepertinya mustahil semuanya terjadi, bahkan terkadang kita tidak
memiliki waktu yang cukup untuk makan dan juga tidur.
Selasa, 15 Oktober 2013
Depresi Menjadi Mahasiswa Fakultas Kedokteran?
www.today.ucla.edu |
Sebuah
studi menunjukkan bahwa banyak mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang
menjalani masa belajar mengalami depresi dan kelelahan. Masalah ini sangat
mengganggu apalagi bagi mereka yang baru saja merasakan susahnya belajar di
Fakultas Kedokteran (Mahasiswa baru-red). Depresi seakan menjadi lebih umum
terjadi pada mahasiswa kedokteran dibandingkan dengan masyarakat. Sebuah studi
menunjukkan bahwa 14% dari total populasi mahasiswa kedokteran mengalami
depresi dengan tingkat sedang hingga berat(1). Studi lainnya yang
dilakukan di Korea menunjukkan bahwa lebih dari 40% mahasiswa kedokteran
mengalami depresi(2). Mahasiswa kedokteran yang mengalami depresi
yang parah juga mungkin kurang mencari bantuan untuk mengasi depresinya.
Penelitian JAMA menunjukkan bahwa secara khusus mahasiswa yang mengalami
depresi akan setuju dengan pernyataan bahwa, jika mereka tertekan, mahasiswa
yang lain akan kurang mengormati pendapat saya dan civitas akademika akan
menganggap bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
seorang mahasiswa fakultas kedokteran. Pada penelitian ini juga didapatkan
bahwa banyak yang setuju kalau mencari bantuan untuk mengatasi masalah depresi
meraka akan membuat mereka merasa kurang cerdas
Selasa, 08 Oktober 2013
Pemenang Hadiah Nobel Bidang Kedokteran Tahun 2013
STOCKHOLM ( Reuters ) 7 Oktober - James Rothman dan Randy Schekman (Amerika) serta Thomas Suedhof (Jerman) memenangkan hadiah Nobel kedokteran 2013 untuk penelitian mereka tentang bagaimana hormon diangkut di dalam dan di luar sel, memberikan wawasan dan pengtahuan lebih mendalam pada penyakit seperti diabetes dan Alzheimer.
Schekman menemukan satu set gen yang diperlukan untuk lalu lintas vesikel. Rothman menguraikan mesin protein yang memungkinkan vesikel menyatu dengan target mereka untuk mengizinkan transfer kargo. Suedhof mengungkapkan bagaimana sinyal menginstruksikan vesikel untuk melepaskan kargo mereka dengan presisi yang tepat.
Rothman adalah profesor di Yale University di New Haven, Connecticut, Schekman adalah seorang profesor di University of California di Berkeley, dan Suedhof adalah seorang profesor di California Stanford University.
Komite Nobel mengatakan karya dari tiga ilmuwan memiliki implikasi yang besar untuk kondisi neurologis serta kondisi yang mempengaruhi organ-organ penting lainnya
Langganan:
Postingan (Atom)